Custom Search

Jumat, 18 Oktober 2013

Ahmadiyah Jamaah Empat Pilar

JAKARTA, 17 Oktober 2013, hari yang panas terutama di komplek gedung DPR MPR RI dan sekitarnya. Di dalam Ruang Komisi III DPR RI sedang berlangsung fit and proper bagi calon Kepala Polisi RI, Jendral Polisi Sutarman. Di halaman ada demo kecil yang ikut meramaikan suasana.

Namun berbeda suasananya di Gedung Nusantara III lantai 9 Ruang Pimpinan MPR RI, di sana suasana bersahabat lahir ketika Bapak Sidharto Danusubroto, Ketua MPR RI menerima rombongan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang dipimpin langsung Amir Nasional, Maulana Haji Abdul Basith-Shaheed. Rombongan dikawal oleh sahabat Ahmadiyah, mantan staf khusus Ketua MPR RI Zuhairi Misrawi. Rombongan bersebelas dan dua di antaranya berasalah dari Lajnah Imaillah.


Seperti diketahui Lembaga MPR RI sedang sibuk mengkampanyekan ‘4 pilar kebangsaan Indonesia’. Yakni memberi pemahaman ulang tentang pondasi ‘Pancasila’, tiang-tiang ‘UUD 1945’, atap ‘NKRI’, dan penghuninya ‘Bhinneka Tunggal Ikha’. Inilah substansi penting yang saat ini banyak dirasakan mulai ditinggalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah Amir Nasional memperkenalkan satu persatu anggota rombongan dan menyampaikan salam pembukaan, JAI merasa bahagia dapat diterima dengan segala keramah-tamahan Ketua MPR RI. Giliran berikutnya Bapak Haji Haryana sebagai Ketua Penyelenggara Tasyakur Seabad JAI menyampaikan laporannya.

Yang unik dari pertemuan ini adalah ketika Ketua MPR RI diingatkan kembali oleh Pak Haryana dengan memberi foto kenangan ketika pak Sidharto datang ke Universitas Janabadra. Seloroh Pak Sidharto “Wah, saya masuk kampus Ahmadiyah nih!” Tampaknya, beliau menyadari bahwa Ketua Yayasan UJB adalah Pengurus Pusat JAI. Dijelaskan bahwa JAI sedang mempunyai gawe besar untuk merayakan tasyakur seratus tahun Jemaat Ahmadiyah di Indonesia.

Selanjutnya, secara terinci, Program Tasyakur JAI dipaparkan singkat padat oleh Ahmad Saifudin Mutaqi selaku Ketua Nasional Pelaksana Tasyakur. Dalam paparannya terbagi atas tiga tahapan, yakni tahap meluruskan kesalahpahaman; tahap membangun kerjasama; menciptakan peran sosial di masyarakat. Dijelaskannya bagaimana JAI sebagai elemen bangsa ikut berkontribusi nyata dalam membangun negeri melalui sumber daya manusia dan pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.

Pak Sidharto menyambut baik rencana ini dan siap bekerjasama dengan pihak manapun, termasuk dengan JAI. Juru Bicara JAI Maulana Zafrullah Ahmad Pontoh menambahkan tentang sejarah berdirinya JAI di Indonesia dengan lengkap padat.

Suasana cair dan kekeluargaan terus terbangun dari kelakar dan ‘dagelan’ gaya Jogja sungguh menyejukkan. Raisuttabligh JAI Maulana Haji Sayuti Aziz Ahmad-Shaheed menegaskan bahwa Jamaah Ahmadiyah dalam ber-Islam juga mempunyai karakter “4 Pilar”, yakni—pertama, ‘taat kepada Allah’; kedua, ‘taat kepada Rasulullah saw.’; ketiga, ‘taat kepada pemimpin yang adil’; dan keempat, ‘taat kepada konstitusi negara’. Dengan demikian, setiap Ahmadi siap melaksanakan bela negara termasuk warga JAI: senantiasa melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara.

Sumber

0 komentar: