Custom Search

Senin, 15 Juli 2013

Perjuangan Membangun Islam Oleh Ahmadiyah

Gonjang-ganjing Jemaah Ahmadiyah Indonesia sedang mencapai puncaknya akhir-akhir ini; berbarengan dengan usia organisasi damai ini yang sedang mencapai 105 tahun, juga bertepatan dengan 105 tahun Kebangkitan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jemaah Ahmadiyah berada hampir di 200 negara di dunia, termasuk sudah 88 tahun mereka berada di Indonesia.


Di Bulan Mei pada tahun ini, jemaah Ahmadiyah di seluruh dunia mensyukuri 100 (27 Mei 1908 – 27 Mei 2013) tahun usia berdirinya Khilafat Akhir Zaman yang di emban oleh komunitas paling sabar ini. Didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai Al-Masih Mau'ud-Imam Mahdi-Isa Al-Masih yang di janjikan, dinubuatkan oleh Nabi/Rasul yang paling mulia seantero dunia Nabi Besar Muhammad Rosulullah SAW di 1400 tahun silam.

Di tanggal 26 Mei 1908 Hazrat Mirza Ghulam Ahmad wafat, lalu sehari kemudian, 27 Mei 1908 di teruskan oleh Khalifah ke satu Hazrat Hakim Nuruddin, lalu kedua, ketiga, keempat dan sekarang komunitas kerohanian ini di pimpin oleh Khalifah kelima Hazrat Masroor Ahmad. Komunikasi searah di lakukan oleh pemimpinnya melalui saluran televisi (MTA- Muslim Televisi Ahmadiyah) yang dapat di terima dengan jernih melalui teknologi murah antena parabola di seluruh permukaan bumi, tidak tanggung-tanggung 24 jam penuh tanpa iklan, mereka memancarkan siaran dengan menyewa 7 (tujuh) satelit di luar angkasa sana, siapapun dapat melihat perkembangan komunitas ini yang benar-benar memperlihatkan organisasi Islam yang sejuk, damai dan indah.

Di seluruh dunia komunitas Ahmadiyah mencapai kurang lebih 200 juta orang; hampir sama dengan penduduk Indonesia. Negara yang paling banyak pengikut ini ada di daerah asal  Bilal ra.  yaitu di belahan benua Afrika, kemudian di benua Eropa, di antaranya negara Perancis, Inggris, Belanda, Italia, German; di benua Eropa ini orang-orang berbondong-bondong mulai melirik Islam yang Rahmatan lil alamin, di benua Amerika, juga kawasan Arab tidak ketinggalan, lalu di benua Asia yang paling banyak berada di India sendiri, kemudian Pakistan dan di Indonesia ada sekira 500 ribu.

Dakwah Ahmadiyah di seluruh dunia adalah menyampaikan misi yang disyariatkan kepada Yang Mulia Nabi Besar Muhammad Rosulullah SAW, yaitu mencapai Kemenangan Islam di Akhir Zaman ini, lalu bagaimana Kemenangan Islam yang di syiarkan oleh Ahmadiyah itu? Syiar Kemenangan Islam itu bukanlah memenangkan dan merebut sebuah bangunan mesjid, sebidang tanah atau harta benda. Kemenangan ini bukan melalui sebuah pertempuran yang dimenangkan di laut, udara atau daratan. Kemenangan ini bukan melalui sebuah peperangan diatas hamparan gurun Mesopotamia atau pegunungan Afghanistan. Kemenangan ini bukan kemenangan melawan suatu kelompok tertentu. Bukan, sama sekali bukan! Yang dimaksud dengan kemenangan Islam ini ialah menaklukkan hati. Yaitu menaklukkan dan meyakinkan setiap orang agar ia sadar bahwa ia mempunyai Khaliq Sang Pencipta, yang telah menciptakan orang tersebut supaya menyembah Dia Sang Pencipta.

Kemenangan ini ialah untuk melatih seseorang agar belajar tidak mementingkan diri sendiri, agar belajar bermurah hati dan berbudi luhur, dan melatih seseorang dengan cara-cara penuh dengan sifat maaf, penolong dan kasih sayang. Bagi Jemaah Ahmadiyah adalah suatu keberhasilan atau prestasi jika seseorang telah belajar berkorban demi kepentingan orang lain (donor darah, donor mata, dll), apabila seseorang telah merasa simpati kepada orang miskin, kepada orang yang tidak mampu dan kepada orang sakit, apabila seseorang telah belajar berkorban dan menolong orang lain siapapun di dunia ini. Apabila ia mempunyai hasrat, ia hanya berhasrat untuk memohon pengampunan dari Tuhannya. Inilah yang dimaksud dengan kemenangan Islam.

Jemaah Ahmadiyah melakukan Jihad yang membawa pesan-pesan perdamaian. Jihad atau peperangan mereka dilancarkan untuk kebaikan generasi yang akan datang. Peperangan mereka dilancarkan untuk melawan ketamakkan dan sifat mementingkan diri sendiri. Peperangan mereka dilancarkan untuk melawan segala bentuk kekejaman, terorisme dan kebodohan. Peperangan mereka dilancarkan untuk melawan kemiskinan. Peperangan mereka semata-mata dilancarkan melawan philosophy perang itu sendiri, perang melawan hawa nafsu sendiri, dan peperangan ini dilancarkan untuk mencapai keunggulan perdamaian.
Jadi, prinsip Ahmadiyah, adalah kemenangan Islam saat ini hanya akan dapat di capai bila di barengi kekuatan doa yang dapat menaklukkan hati manusia. Inilah senjata Ahmadiyah yang tidak akan pernah dapat ditangkis. Jihad mereka ialah satu-satunya jihad untuk menyebarkan pesan kecintaan dan kasih sayang, untuk menciptakan sebuah revolusi rohani sebagaimana yang di ajarkan dan dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW dan para sahabat beliau, melalui contoh-contoh teladan mereka. Mereka telah menjadi contoh hidup bagi ajaran Islam yang indah dan sangat menarik. Jika Islam berarti damai, dan jika Islam membawa pesan kecintaan bagi segenap umat manusia, maka Islam akan mampu memperlihatkan phenomena perdamaian dan kecintaan bagi seluruh dunia.

Siapa tak kenal dengan Sir Muhammad Zafrulah khan? Seorang pejabat Pakistan, mantan Menteri Luar Negeri, Ketua Majlis Umum PBB, Ketua Mahkamah International yang dikenal oleh warga dunia, beliau adalah seorang Ahmadi. Suatu kali seseorang bertanya kepada Chaudhry Muhammad Zafrullah Khan:

"Chaudhry Sahib, Anda telah mendapatkan kesuksesan dalam hidup Anda dan mendapat begitu banyak Karunia dari Allah Ta'ala dalam hidup Anda. Dapatkah Anda mengatakan kepada saya, apa rahasia dibalik semua itu?". Tanpa ragu-ragu dan berpikir panjang beliau langsung memberikan jawaban, "Sebab selama hidup saya, saya taat kepada Khalifah."

Lalu siapa juga tak kenal, Prof DR. Abdus Salam, ahli fisika, orang Islam pertama di dunia yang meraih hadiah bergengsi peraih Nobel, beliau pun penganut Ahmadiyah yang mukhlis. Di Indonesia siapa tak kenal Olich Solichin juara tim badminton piala Thomas, beliau dari Tasikmalaya, latihannya di sebuah Gedung Balai pertemuan di perempatan Nagarawangi. Lalu Arif Rahman Hakim yang di kenal sebagai Pahlawan Ampera, dll, beliau-beliau ini orang Ahmadi.

Berkali-kali komunitas rohaniah Ahmadiyah menerangkan bahwa, kitab suci komunitas Ahmadiyah bukanlah Tadzkirah, tetapi Al-Quranul Karim 30 juz, 114 surat, 6.666 ayat, itulah kitab pegangan yang paling utama mereka. Coba lihat Al-Quran yang di cetak oleh DEPAG , yang biasa di bagikan ketika umat Islam Indonesia pergi naik Haji, bacalah bagian bab "Terjemahan ke dalam bahasa Barat", di situ tertera tulisan "menggabungkan diri dengan Ahmadiyah yang salah satu kegiatannya menterjemahkan Al-Quran,…". Terjemahan Al Quran Suci dan tafsirnya di sebarkan ke berbagai bahasa di dunia ketika dikomandoi oleh Khalifatul Masih Ahmadiyah kedua yaitu Hazrat Bashirudin Mahmud Ahmad.

Prof. Dr. Hamka, tidak asing lagi bagi masyarakat kita, seorang alim terkemuka, berpengaruh dan termasuk orang yang tidak setuju kepada Ahmadiyah. Namun demikian Prof. Dr. Hamka berkata dan menulis tentang Jasa Ahmadiyah seperti berikut:

"Adapun Kaum Ahmadi (Ahmadiyah) dan Usahanya Menyebarkan Islam di benua Eropa dan Amerika, dengan dasar ajaran mereka, faedahnya bagi Islam ada juga. Mereka Menafsirkan Qur'an ke dalam bahasa-bahasanya yang hidup di Eropa. Padahal di zaman 100 tahun yang lalu masih merata kepercayaan tidak boleh menafsirkan Qur'an. Penafsiran Qur'an dari kedua golongan Ahmadiyah itu membangkitkan minat bagi golongan yang Menginginkan Kebangkitan Ajaran Muhammad kembali buat memperdalam selidiknya tentang Islam .." [Pelajaran Agama Islam, hal. 199, cetakan pertama 1956, Penerbit Bulan Bintang].

Dr. H Abdul Karim Amarullah alias Haji Rasul, ayahanda Dr. Hamka, salah satu ulama terkemuka di negara kita pada zamannya dan tidak sepaham dengan Mubaligh Ahmadiyah di Sumatera Barat tahun 1925/1926. Sekalipun tidak setuju Ahmadiyah namun beliau TIDAK SEGAN MEMUJI DAN MENGAKUI JASA DAN UPAYA Ahmadiyah meng-Islamkan kaum Keristen.

Beliau mengatakan dalam sebuah bukunya [Al-Qaulush-Shahih hal. 149, Bukit Tinggi, 1926]:

"Di atas nama Islam dan kaum Muslimin sedunia kita memuji sungguh kepada pergerakan Ghulam Ahmad tentang mereka banyak menarik kaum Nasrani (Keristen) masuk agama Islam di tanah Hindustan dan lain- lain tempat..". Dalam Almanak Muhammadiyah hal. 42 tahun 1347 Hijriah; "Mubaligh-mubaligh Ahmadiyah telah bermukim di Barat, sangat keras mengembangkan agama Islam dan meratakan pengajarannya, begitullah berangsur-angsur terus menerus yang datang pada kemudiannya, hingga di antara mubaligh itu ada yang menuju pusatnya kaum Keristen di tanah Roma, Italia dan hendak di-Islamkannya …".

H. Agus Salim dan H.O.S Cokroaminoto "Kongres Serikat Islam 26-29 januari 1928 di Jogjakarta memperingati hari S.I. 15 tahun. Sebagai dimaksudkan dahulu itu, diadakan juga Majelis Ulama itu, tetapi Muhammadiyah tidak mau turut duduk di Majelis itu sebenarnya Majelis S.I. adanya, jadi di luar organisasi ini, tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Di Kongres itu dibicarakan juga tafsir Qur'an yang sedang dikerjakan oleh Cokroaminoto. Dari penerbitan-penerbitan pertama, ternyatalah bahwa tafsir itu didasarkan atas Tafsir Ahmadiyah. Lantaran ini timbullah dalam kalangan sendiri perlawanan yang keras. Salim menerangkan, bahwa dari segala jenis tafsir Qur'an, yaitu dari kaum kuno, kaum Muktazilah, ahli sufi dan golongan modern (di antaranya Ahmadiyah, Wahabi baru, dan kaum Theosofi), Tafsir Ahmadiyah-lah yang paling baik untuk memberi kepuasan kepada pemuda-pemuda Indonesia yang terpelajar". [Mr. A.K. Pringgodigdo, Sejarah Pergerakkan-pergerakan Rakyat Indonesia, 1946, cetakan kelima, halaman 47, Penerbit Pustaka Rakyat]

Prof. Dr. Hasbullah Bakry; Seorang penulis terkenal, Ulama dan Guru Besar Hukum Islam dan Perbandingan Agama mengatakan:
"Akhirulkalam kami berpendapat Ghulam Ahmad adalah ulama besar, seperti ulama besar lainnya sedangkan pengikutnya adalah umat Islam tanpa perlu diragukan Islamnya, dan salah besar mereka yang menganggap kafir. Semoga Allah SWT. menguatkan selanjutnya pendapat kami ini dengan menggerakkan para ulama lainnya dalam membelanya, amin".[Pedoman Islam di Indonesia, hal. 441, cetakan ke lima 1990, Penerbit Universitas Indonesia, Press).

Ir. Soekarno (Presiden RI Pertama) menulis:
"Ahmadiyah adalah besar pengaruhnya, juga di luar India. Ia bercabang di mana-mana, ia menyebarkan banyak perpustakaannya ke mana-mana. sampai di Eropa dan Amerika orang baca ia punya buku- buku, sampai di sana ia sebarkan punya propagandis-propagandis. Corak ia punya Sistem adalah memprogandakan Islam dengan cara apologetis, yakni mempropagandakan Islam dengan mempertahankan Islam itu terhadap serangan-serangan dunia Nasrani; mempropagandakan Islam dengan membuktikan kebenaran Islam di hadapan kritikannya dunia Nasrani, ya ... Ahmadiyah adalah salah satu faktor penting di dalam pembaharuan pengertian Islam di India, dan satu faktor penting pula di dalam mempropagandakan Islam di benua Eropa khususnya, di kalangan kaum intelektuil seluruh dunia umumnya." [Di bawah Bendera Revolusi hal. 388, 398, cetakan keempat, jilid pertama]

Dan sekarang di tahun 2008, Televisi MTA menayangkan 3 orang negro dari belahan benua Afrika mengumandangkan dengan penuh kedamaian " La Ilaha Ilallah, Muhamadun Rasulullah"" La Ilaha Ilallah, Muhamadun Rasulullah" " La Ilaha Ilallah, Muhamadun Rasulullah"

Di seluruh belahan dunia, di manapun orang-orang Ahmadiyah berada berkeyakinan dengan kuat , Tiada Tuhan selain Allah, dan yang tak dapat di tawar lagi Muhammad adalah RosulNya.

Note:
Tulisan ini ditulis oleh Ahmad Nata pada tahun 2008